Menjadi Jama’ah Islam Yang Riil

13 03 2010

Kita perhatikan sekilas tentang perjalanan Rasulullah SAW. Beliau mengajak kaum Quraisy untuk masuk islam di dahului dengan penanaman aqidah islam terhadap yang diserunya itu. Sehingga bila telah masuk islam, mewujudlah keislaman yang terisi dengan pengertiannya. Mengucap dua kalimat syahadat berarti masuk dalam barisan islam. Karena itu harus adanya persaksian dari aparat islam. Jadi, ketika menucapkan saksi-saksi ketika itu pula mereka telah memisahkan diri dari yang bathil. Serta merasa dibebani tugas bersedia melakukan pengorbanan.

Dalam mewujudkan apa yang diperintahkan Allah, tidak pernah kompromi dengan golongan musyrik. Sehingga umat itutidak mengaharapkan pembagian materi dari penguasa jahiliyah. Semuanya sadar bahwa yang dimiliki muslimin pada waktu itu bukanlah kemewahan hidup, melainkan “hanya keyakinan” terhadap ajaran-ajaran islam. Sadar pula menjadi seorang muslim itu berarti masuk kedalam penderitaan, rela akan menghadapi pengorbanan akibat tekanan dari musuh. Maka, bagi mereka tiada tempat berjuang memperebutkan pembagian kedudukan penguasa thagut. Demikianlah keislaman yang penuh dengan sungguh-sungguh. Yaitu anggota-anggota islam yang riil.

Faktor lain yang membuat anggota jama’ah yang riil, bukan hanyakarena keyakinan terhadap kebenaran islam, tetapi juga adanya ikatan antara yang dipinpim dan yang memimpin. Sudah tentu bahwa yang dimaksud dengan “ikatan” disini bukanlah suatu ikatan mesti resmi diketahui oleh penguasa musyrik atau kafir melainkan, suatu ikatan batin yang terjalanin anatara yang dipimpin dan yang memimpin. Dan diperkokoh dengan silahturahmi antara mereka.


Aksi

Information

Tinggalkan komentar