Tarbiyah Islamiyah

10 05 2010

PENGERTIAN.

Ada beberapa kata dalam bahasa arab yang searti dan senada dengan kata tarbiyah yaitu : ziyadah (penambahan), nas’ah (pertumbuhan), taghdiyyah (pemberian gizi), ri’ayah (pemeliharaan) dan muhafazhah (penjagaan).

Atau bila dilihat dari kaidah ilmu nahu berasal dari kata raba-yarbu (tumbuh berkembang), rabiya-yarba (tumbuh secara alami) dan rabba-yarubbu (memperbaiki, meningkatkan).

ALASAN PERLU TARBIYAH :

DARI ASPEK INTERNAL AJARAN ISLAM

Ar-Rasul membimbing umat manusia untuk keluar dari kebodohan.Dengan ciri-ciri : kebodohan (ajahl), kehinaan (Dzillah), kemiskinan (faqr) dan perpecahan (tanafur).

Kondisi umat Islam sekarang tidak memahami Islam itu sendiri sehingga akhirnya terjebak dalam kondisi kejahiliyahan modern dengan kesesatan yang lebih dahsyat dan nyata (QS.3:164) sehingga umat Islam berada pada tahap pengkeroposan yang diakibatkan oleh : a). kecintaan pada dunia yang berlebihan dan takut mati. b). saling berpecah belah c). mengkotak-kotakan ajaran Islam d). penyimpangan ajaran Islam seperti meng-sipilis-mekan (sekularesme,pluralisme dan liberalisme) Islam e). terbelenggu sinkritisme berbau TBC (tahayul, bid’ah & churofat) f). meninggalkan jihad.

Jalan keluar dari kesesatan salah satunya melalui pembinaan yang didalamnya diajarkan tilawah (dibaca & dibacakan), tazkiyah (pembersihan diri) dan ta’limul kitab wal hikmah (belajar Al-qur’an dan hadits) (QS. 2:151). Sehingga akan memperoleh nikmat yang akan mengantarkan kepada khoiru ummah (QS.3:110) dengan ciri-ciri : berpengetahuan (ilmu), terhormat (izzah), kekayaan (ghina) dan persaudaraan (ukhuwah).

DARI ASPEK INDIVIDU.

Hakikat jiwa yang membutuhkan pembinaan (QS.91:8-10), hakikat jiwa tersebut menghadapi persoalan : secara fitrah jiwa yang pada dirinya terdapat kecenderungan kepada taqwa dan kecenderungan kepada dosa.

Adanya musuh bebuyutan (2:168-169) yang tidak hanya membuat perencanaan yang matang tapi juga merealisasikan (5:82) yang keduanya bagian dari langkah syetan (35: 6). Untuk menangkal serangan musuh diperlukan amal jama’i dikalangan kaum muslimin tak akan terjadi kecuali jika didahului oleh tarbiyah.

PERANAN TARBIYAH DALAM KEHIDUPAN

* Peranannya dalam penerapan system Islam.(4:65)
* Menjamin konsistensi muslim terhadap jamaahnya. (18:28)
* Membentuk generasi Islami, keluarga Islami dan peradaban Islami. (3:110, 2:143,3:104)
* Menumbuhkan kemakmuran yang penuh berkah (QS 7:96).
* Mewujudkan ketentraman dan kestabilan masyarakat.(QS.106:3-4, 89:27-28)
* Kebutuhan kemanusiaan.
* Kewajiban agama.(9:122,2:174, 17:36,58:11, 66:6)

CIRI-CIRI TARBIYAH

* Apa yang dilakukan semata-mata mencari ridho Allah dan memakmurkan bumi dengan aturan Allah (Rabbaniyah).
* Menggunakan sarana dan akhlak islami (Akhlaqiyyatu al-wasa’il).
* Pembinaan secara menyeluruh antara potensi akal, jasad dan ruh manusia (Syumuliyah)

TUJUAN TARBIYAH :

* Memahami gambaran yang jelas mengenai Islam yang sempurna dan benar.
* Membentuk kepribadian muslim secara utuh.
* Menumbuhkan harga diri dan pribadi yang tidak mudah dipecah belah
* Keimanan dan ketakwaan penduduk merupakan asas terwujudnya kemakmuran yang penuh berkah.
* Mewujudkan ketentraman dan kestabilan masyarakat.

Ibroh :

Kaab bin Malik RA yang lupa menyiapkan diri ikut perang Tabuk, setelah rasul pulang dia dan dua orang sahabatnya yang lain yaitu Murarah bin Rabi’ah al-Amiri dan Hilal bin Umayah al-Waqifi mengungkapkan kejujuran alasan kenapa dia tidak ikut dalam jihad tersebut bersedia menerima sangsi yang diberikan oleh nabi SAW sangsi yang diterimanya merupakan bagian dari tarbiyah bagi dirinya. Saat terkena sangsi itu dia mendapat tawaran suaka politik dan jabatan penting dari raja Ghassan tapi dengan kejelasan fikrah yang ia miliki, ia menjawab surat ajakan tersebut dengan merobek dan berkata : “Ayyu musyibatin hadzihi ? “(musibah apa lagi ini..) Peristiwa Kaab yang mendapat ampunan langsung dari Allah tertuang dalam Q.S Attaubah 118

Sahabat Saad bin Abi Waqas RA merupakan salah satu contoh jiwa tertarbiyah yang tetap istiqomah memperjuangkan Islam walaupun beliau menduduki kursi gubernur, beliau sempat berkata : “Aku adalah salah satu dari tujuh sahabat( dari 10 sahabat yang dijanjikan masuk surga) dahulu kami bersama rasulullah SAW dalam sebuah perjalanan, kami tidak memiliki makanan sehingga kami makan daun-daunan sampai perih tenggorokan kami, akan tetapi sekarang kami yang tujuh ini seluruhnya jadi gubernur dibeberapa daerah, maka kami berlindung kepada allah agar tidak menjadi orang yang merasa besar ditengah-tengah manusia tetapi kecil disisi allah SWT.”

TARBIYAH ISLAMIYAH; TAHAPAN MENUJU DZIRWAH TSANAMIL ISLAM

Riwayat dari Ibnu Haban dan Hakim secara shahih menyebutkan hadit: “Seorang mujahid yaitu orang yang bersungguh-sungguh melaksanakan ketaatan Allah, dan muhajir (orang yang berhijrah) yaitu orang yang membuang dosa dan kesalahan”.

Syeikh Abu Muhammad Al-Maqdisi berkata: “Jika mereka belum melakukan jihad atas diri mereka dan anak-anak mereka , belum berhijrah sebagai kewajiban pertama kali bagi setiap muslim di setiap zaman dan masa….Maka bagaimana mungkin mereka akan berjihad melawan kufar dan para thagut, bagaimana caranya mereka akan menyabetkan pedang dan menumpahkan darah….atau menarik pelatuk meluncurkan peluru….Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Siapa saja yang belum berjihad dengan dirinya untuk melepaskan hawa nafsu yang mengekang agar dapat melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi larangan kemudain dia maju berperang, maka tidak mungkin dia mampu melawan musuh-musuhnya di medan””. (Idadul qodat)

Ibnul Qoyyim berkata: “Jihad tidak akan sempurna kecuali dengan hijrah, sedangkan hijrah tidak mungkin diraih kecuali dengan iman. Orang-orang yang mengharap rahmat Allah merekalah yang menegakkan tiga perihal ini. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al-Baqoroh 218) . Allah telah mewajibkan iman bagi setiap orang, begitu pula allah pun mewajibkan dua hijrah di setiap waktu yaitu;

1. Hijrah kepada Allah dengan tauhid, ikhlas dan taubat, tawakal, khouf (takut kepada Allah), harap pada Allah, dan mahabbah (cinta pada Allah).
2. Hijrah kepada Rasul-Nya saw dengan cara mengikutinya (itiiba’), tunduk pada perintahnya, membenarkannya (tashdiq), mengutamakan perintah dan haditnya dari semua perintah-perintah lain. Rasulullah bersabda : Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya maka hijrah tersebut kepada Allah dan Rasul dan barangsiapa hijrahnya kepad dunia yang dikejarnya atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya menurut apa yang dia hijrahi itu”. Begitu pula Allah telah mewajibkan jihad atas diri (melawan hawa nafsu) dan jihad melawan setan, ini semua merupakan fardhu ain”. (Zadul Ma’ad)

Ibnul Qoyyim menulis syair sebagai berikut:

Jadikanlah hatimu dua hijrah, jangan tidur, keduanya wajib bagi setiap orang
Hijrah pertama kepada rahman dengan ikhlas dalam keadaan rahasia atau terang
Hijarah yang lain kepada perutusan (Rasul) yang membawa al-haq nyata dan burhan

Beliau berkata “ Oleh karena jihad melawan musuh-musuh Allah yang dhohir itu adalah cabang dari jihad nafs karena Allah, sebagaimana sabda Nabi,”Mujahid adalah orang yang berjihad melawan hawa nafsunya dalam rangka ta’at kepada Allah dan muhajir adalah orang yang berhijrah dari larangan-larangan Allah.” maka jihadun nafs lebih didahulukan dari melawan musuh yang dhohir, dan jihadun nafs adalah pokok dari pada jihad kuffar karena siapa belum berjihad melawan hawa nafsunya dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya serta memerangi hawa nafsu karena Allah dia tidak akan mampu untuk berjihad melawan musuh-musuh Allah yang dhohir.

Bagaimana mungkin dia mampu berjihad melawan musuh Allah, sedang musuh yang mengusai dirinya saja belum ia perangi ? Ia tidak akan mungkin mampu keluar pergi berjihad melawan musuh Allah sampai ia berjihad menundukkan hawa nafsunya sehingga mau keluar melawan musuh-musuh Allah. Seorang hamba diuji untuk berjihad melawan kedua musuh ini (musuh yang lahir dan bathin). Di antara kedua musuh tersebut masih ada lagi musuh ketiga, ia tidak akan mungkin memerangi kedua musuh tersebut kecuali bila dia (telah) bisa melawan musuh yang ketiga yang melemahkan semangatnya, menakut-nakuti dan selalu membuat khayalan baginya betapa beratnya jihad melawan keduanya dan hilangnya seluruh kesenangan.

Ia tidak mungkin berjihad melawan kedua musuh tersebut musuh tersebut kecuali setelah melawan musuh yang ketiga ini. Karena itu jihad melawan musuh yang ketiga ini pokok dari jihad melawan kedua musuh di atas. Musuh yang ketiga ini adalah syaithon. Allah berfirman,“Sesungguhnya syaithon itu musuh bagi kalian maka jadikanlah ia sebagai musuh.” Perintah untuk menjadikan syaiton sebagai musuh adalah peringatan supaya mengerahkan segala kemampuan untuk memeranginya, karena syaithan (merupakan) musuh yang tidak pernah berhenti untuk memerangi hamba setiap detak nafas, dengan demikian maka sebenarnya seorang hamba diperintah untuk memerangi tiga musuh ini”. (Zadul Ma’ad jilid 3/5-6)

Imam Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa pokok atau landasan dari jihad melawan orang kafir adalah jihad melawan hawa nafsu dan setan dengan jalan menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Orang yang mampu berjihad melawan orang-orang kafir hanyalah orang-orang yang mampu menundukkan hawa nafsunya. Penjelasan beliau ini dengan jelas menunjukkan bahwa berjihad melawan orang kafir merupakan jihad terbesar dan paling agung, karena hanya bisa diraih oleh orang-orang yang lulus dari jebakan hawa nafsunya.

Untuk memerangi hawa nafsu, imam Ibnu Qayyim dalam Zadul Ma’ad menyebutkan tempat tahapan :
a). Berjihad dengan mempelajari din yang haq ( Islam ).
b). Berjihad dengan mengamalkan perintah – perintah agama yang telah dipelajari.
c). Berjihad dengan mendakwahkan agama Islam serta mengajarkannya kepada orang yang tidak tahu.
d). Berjihad dengan bersabar terhadap rintangan-rintangan dakwah

Imam Ibnu Taiiyah berkata mengenai hijrah dan jihad ketika menjelaskan ayat ini: ” Bagi para faqir yang berhijrah, yang diusir dari negerinya dan dari harta bendanya karena mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya serta menolong Allah dan Rassul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.” )Al Hasyr: 8(
Inilah sifat muhajirin yang berhijrah meninggalkan kejahatan dan berjihad melawan musuh-musuh Allah secara lahir dan batin. Sebagaimana sabda Nabi,” Orang mukmin itu orang yang darah dan harta orang lain selamat dari gangguannya, orang muslim itu orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya, orang yang berhijrah itu orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah orang yang berjihad itu orang yang berjuang melawan hawa nafsunya demi Allah.” (Majmu 11/196)

Harakah islamiyah harus mampu membina umat, pertama kali adalah dengan iman kemudian mengajaknya hijrah lalu jihad dengan pemahaman shahih dari para ulama salaf terpercaya.

BUAH TARBIYAH

Syeikh Islam Ibnu Taimiyah dalam Fikr Tarbawi mengungkap buah dari pelaksanaan dan keberhasilan tarbiyah yang tertanam pada muslim sebagai berikut:
1. Hidup dan mati untuk mengaplikasikan aqidah islamiyah.
2. Mentauladani prikehidupan nabi dalam seluruh perilakunya.

Syeikh Abdurrahman An-Nahlawi menambahkan:
1. Muncul seorang yang memiliki syakhsiyah (kepribadian) kokok kuat tidak mengenal atau tahan terhadap kegoncangan, depresi, stress.
2. Kuatnya iltizam dengan Islam
3. Hatinya selalu terikat kepada Allah.


Aksi

Information

Tinggalkan komentar